Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting bagi masyarakat dalam menentukan pemimpin yang akan memimpin suatu daerah. Sebagai warga negara yang baik, kita perlu memahami bahwa kualitas seorang calon pemimpin tidak hanya ditentukan oleh usianya, tetapi juga oleh rekam jejaknya dalam pelayanan kepada masyarakat. Dalam konteks ini, para aktivis antikorupsi menegaskan bahwa rekam jejak lebih penting daripada usia dalam menilai calon pemimpin pada Pilkada.
Aktivis antikorupsi adalah pihak yang secara konsisten berupaya untuk memberantas korupsi dalam segala bentuknya. Mereka memiliki pandangan yang tajam terhadap integritas dan kapasitas para calon pemimpin. Aktivis antikorupsi menegaskan bahwa dalam Pilkada, hal utama yang perlu dinilai adalah rekam jejak calon pemimpin dalam memerangi korupsi dan dalam melayani masyarakat. Dengan kata lain, mereka lebih memperhatikan integritas dan performa calon pemimpin daripada sekadar usia.
Rekam jejak calon pemimpin menjadi fokus utama karena hal ini mencerminkan keseriusan dan komitmen seorang pemimpin dalam membangun daerahnya. Aktivis antikorupsi menyarankan agar masyarakat tidak terjebak dalam pola pikir bahwa usia seseorang akan otomatis menjamin kualitas kepemimpinan. Banyak contoh di mana pemimpin muda dengan rekam jejak yang baik mampu membawa perubahan positif dalam daerahnya, sebaliknya tidak sedikit juga pemimpin yang lebih tua ternyata gagal memberikan kontribusi yang signifikan.
Dalam perspektif ini, aktivis antikorupsi menilai bahwa Pilkada harus dipandang sebagai momentum untuk melakukan pemilihan berdasarkan kualitas, bukan sekadar usia. Masyarakat perlu melihat betapa pentingnya pengalaman, kemampuan, dan dedikasi calon pemimpin dalam melayani rakyat, serta sejauh mana mereka memiliki komitmen dalam memerangi korupsi.
Dalam konteks ini, pencarian rekam jejak calon pemimpin akan menjadi sebuah langkah yang penting. Masyarakat perlu memeriksa bagaimana calon pemimpin tersebut telah menunjukkan tindakan nyata dalam memerangi korupsi, membuka akses informasi kepada masyarakat, serta bagaimana kredibilitas dan kejujurannya dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin. Semakin transparan rekam jejak seorang calon pemimpin, semakin besar kesempatan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang tepat.
Akhirnya, aktivis antikorupsi menekankan bahwa sebagai warga negara yang cerdas, kita harus mampu melihat jauh ke depan dalam menentukan pemimpin. Pilkada bukanlah ajang untuk memilih pemimpin berdasarkan popularitas atau sekadar usia, tetapi berkualitas dari segi integritas dan rekam jejak. Oleh karena itu, masyarakat perlu memahami pentingnya pemilihan berdasarkan rekam jejak calon pemimpin dalam memastikan terpilihnya pemimpin yang mampu memimpin dengan baik, adil, dan bersih dari korupsi.