RF

Kolaborasi Strategis DLH Kalsel dengan Organisasi Masyarakat dalam Mewujudkan Lingkungan Sehat di Kalimantan Selatan

27 Okt 2025  |  24xDitulis oleh : Admin
Kolaborasi Strategis DLH Kalsel dengan Organisasi Masyarakat dalam Mewujudkan Lingkungan Sehat di Kalimantan Selatan

Di Provinsi Kalimantan Selatan, upaya pelestarian lingkungan hidup tak hanya dijalankan oleh pemerintah saja, melainkan melalui kolaborasi aktif antara Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan, dengan situs https://dlhprovkalimantanselatan.id/ dengan organisasi masyarakat, lembaga keuangan, komunitas dan kelompok lokal. Pendekatan kolektif ini menjadi kunci dalam memperkuat pengelolaan lingkungan yang sehat, bersih dan berkelanjutan.

Kerjasama dengan Lembaga Keuangan dan Organisasi Swasta

DLH Kalsel telah menggandeng lembaga keuangan seperti Bank Kalsel untuk mendukung program pengelolaan lingkungan hidup secara langsung. Sebagai contoh, Bank Kalsel menandatangani kerja sama dengan DLH Kalsel guna memfasilitasi pengembangan bank sampah dan unit pengelolaan sampah berbasis masyarakat di Kalsel.

Kolaborasi ini menghadirkan tiga manfaat utama:

  • Pemanfaatan modal dan fasilitasi dari sektor swasta untuk program lingkungan hidup.
  • Peningkatan kapasitas masyarakat melalui dukungan finansial dan sarana prasarana.
  • Penguatan budaya ramah lingkungan dengan model ekonomi sirkular (misalnya bank sampah).

Pelibatan Organisasi Masyarakat dan Komunitas Lokal

DLH Kalsel juga menegaskan keterlibatan komunitas dan organisasi masyarakat dalam aksi lingkungan. Sebagai contoh, melalui program Proklim (Program Kampung Iklim) yang melibatkan masyarakat desa/kelurahan sebagai ujung tombak adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Pada tahun 2022, DLH Kalsel menyerahkan apresiasi kepada 147 desa yang masuk program Proklim, menjadikannya salah satu provinsi dengan usulan terbanyak di Indonesia. 

Kolaborasi dengan komunitas lokal membantu:

  • Memperluas jangkauan program hingga tingkat desa/kelurahan.
  • Mendorong aksi nyata masyarakat—menjadi bukan hanya penerima program, melainkan pelaksana aktif.
  • Menguatkan kapasitas lokal untuk pengelolaan sampah, konservasi dan lingkungan hidup.

Edukasi Publik dan Kampanye Dengan Dukungan Organisasi Masyarakat

Tidak hanya program teknis, DLH Kalsel juga mengembangkan kampanye edukasi yang melibatkan organisasi masyarakat. Sebagai contoh di Hari Bumi 22 April, DLH Kalsel memperkuat edukasi tentang pemanfaatan sampah rumah tangga, klasifikasi sampah dan pembuatan eco enzyme dengan mengajak organisasi seperti TP PKK (Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) sebagai mitra strategis. 

Melalui pendekatan seperti ini:

  • Kesadaran masyarakat meningkat, terutama di lingkup rumah tangga dan komunitas lokal.
  • Organisasi masyarakat yang sudah ada (PKK, komunitas lingkungan) dimanfaatkan sebagai “jaringan” untuk menyebarkan kampanye.
  • Aksi lingkungan menjadi bagian dari kegiatan rutin komunitas bukan hanya kegiatan episodik.

Regulasi, Imbauan dan Partisipasi Organisasi Masyarakat

DLH Kalsel juga menerbitkan imbauan yang mengajak organisasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengelolaan lingkungan. Contohnya, menjelang Hari Raya Iduladha 1446 H.

DLH mengimbau masyarakat dan panitia kurban agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan memilih kemasan ramah lingkungan seperti besek bambu atau wadah daur ulang. Imbauan tersebut ditujukan kepada organisasi masyarakat, panitia kurban dan lembaga keagamaan. Dengan demikian:

  • Organisasi masyarakat menjadi mitra dalam implementasi regulasi lingkungan.
  • Partisipasi mereka membantu menjangkau kelompok keagamaan atau komunitas yang belum tersentuh program pemerintah.
  • Imbauan menjadi lebih efektif dengan dukungan dan komitmen organisasi yang mampu memobilisasi anggota mereka.

Tantangan dan Peluang Kolaborasi

Meskipun kolaborasi antara DLH Kalsel dan organisasi masyarakat berjalan dengan baik, terdapat tantangan yang harus dihadapi, seperti:

  • Memastikan program sampai ke skala paling dasar (dusun, kampung) dan melibatkan organisasi masyarakat yang kurang terdengar.
  • Menjaga kesinambungan kolaborasi—tidak hanya proyek jangka pendek, tetapi kemitraan jangka panjang.
  • Mengukur dampak nyata kerja sama dan memastikan organisasi masyarakat memiliki kapasitas untuk terlibat aktif.

Namun di sisi lain, peluang sangat besar terbuka:

  • Ekonomi sirkular melalui bank sampah dan kemitraan swasta-masyarakat dapat memperkuat pendanaan dan implementasi program lingkungan.
  • Organisasi masyarakat lokal yang telah tersertifikasi atau diakui bisa menjadi agen perubahan yang lebih luas dan konsisten.
  • Kampanye edukasi melalui komunitas memungkinkan perubahan budaya lingkungan yang lebih mendalam.


Kesimpulan

Kolaborasi antara DLH Kalsel, https://dlhprovkalimantanselatan.id/ dan organisasi masyarakat menunjukkan bahwa pengelolaan lingkungan yang sehat tidak bisa berjalan sendiri hanya oleh pemerintah. Dengan menggandeng lembaga keuangan, komunitas lokal, organisasi masyarakat dan lembaga keagamaan DLH Kalsel memperkuat fondasi kolektif dalam melaksanakan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Melalui kemitraan strategis ini, Provinsi Kalimantan Selatan berpotensi menjadi model dalam pengelolaan lingkungan yang inklusif, partisipatif dan berbasis komunitas. Dengan demikian, masyarakat bukan hanya penerima program, tetapi mitra aktif dalam menciptakan lingkungan sehat bagi generasi sekarang dan mendatang.

Berita Terkait
Baca Juga: